2. memahami jodoh sebagai sebuah takdir
Banyak orang
yang keliru memahami takdir terutama yang hubungannya dengan jodoh.
Pemahaman
jodoh selama ini bahwa jodoh sepenuhnya urusan ALLAH Swt. dengan menyediakan
pasangan sedetail mungkin termasuk nama dan alamatnya.
Tak
heran jika banyak yang menyalahkan takdir sebagai penyebab lamanya ia sendiri.
Tak jarang pula yang tak ambil pusing dengan urusan jodoh karena itu urusan
ALLAH Swt. sehingga ia tidak berusaha hingga lanjut usia.
Anggapan
itu jelas keliru, ALLAH Swt. memang telah mentakdirkan manusia untuk
berpasang-pasangan, yaitu laki-laki berpasangan dengan wanita dan sebaliknya.
Tapi urusan siapa wanita itu, namanya, anak siapa dan alamatnya dimana, itu
bergantung usaha masing-masing individu.
“ Bagi manusia ada
malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah[767]. Sesungguhnya Allah
tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan[768] yang
ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia”.
( Q.S. AR-RO’DU AYAT :11).
[767] Bagi tiap-tiap
manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada
pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki
dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran itu, disebut
Malaikat Hafazhah.
[768] Tuhan tidak akan
merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran
mereka.
“ Dan bahwasanya Dialah
yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. Dari air mani, apabila
dipancarkan “.(Q.S. AN-NAJM AYAT :45-46).
“Allah menjadikan bagi
kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari
isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang
baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari
nikmat Allah ?" (Q.S.AN-NAHL
AYAT :72).
“ Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir “. ( Q.S. AR-RUUM
AYAT 21 ).
Seperti
halnya Allah Swt. telah menyediakan kekayaan berlimpah-ruah didunia ini,
semuanya untuk manusia dan ini sebagai takdir Allah Swt. Namun kekayaan itu
tidak akann pernah kita nikmati manakala kita tidak pernah mengusahakannya dan
benyaknya harta yang dimiliki bergantung seberapa besar usaha kita.
“
Bukanlah orang yang terbaik di antara kalian orang yang rajin beribadah mencari
pahala akhirat dengan menunggalkan aktifitas bekerja untuk kepentingan
kehidupan dunia. Dan bukan pula orang yang terbaik diantara kalian orang yang
rajin bekerja dengan meninggalkan aktifitas beribadah. Orang yang terbaik
diantara kalian adalah yang menjalankan keduanya : Rajin bekerja dan rajin pula
beribadah. Sebab kekayaan bisa menjadi sarana kebahagiaan akhirat. Oleh karena
itu janganlah kalian menjadi manusia pemalas.”
(HR.Ibnu Asakir dari Anas).
Jadi
hubungannya dengan jodoh, Manusia diberi wewenang penuh untuk memilih pasangan
yang dikehendaki, mau tipe yang bagaimana atau dari kalangan mana, sepenuhnya
hak manusia, jika kita mau berusaha keras kita akan mendapatkan yang terbaik.
Dengan demikian takdir tidak dikambinghitamkan untuk menutupi ketidakmampuan
kita untuk mendapatkan pasangan hidup.
Rasulullah Saw. Sendiri secara eksplisit dalam hadits Muslim memberikan
isyarat agar memilih jodoh sesuai keinginan kita (yang dicintai). Rasulullah
menyatakan pilihlah yang bagus agamanya agar kita lebih selamat. Dalam hadits
lain Rasulullah pun menganjurkan pilih yang masih perawan (gadis). Hal ini
sebagai bukti bahwa kita berhak dan harus berusaha memilih siapa saja yang kita
cintai. Artinya, diperlukan peran serta usaha dari masing-masing individu untuk
menentukan pasangan hidupnya
“ Dan jika kamu takut
tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana
kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi :
dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku
adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu
miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya “.(Q.S.AN-NISA
AYAT: 3).
[265] Berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam
meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat
lahiriyah.
[266] Islam memperbolehkan poligami dengan
syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini poligami sudah ada, dan pernah pula
dijalankan oleh Para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w. ayat ini membatasi
poligami sampai empat orang saja.
No comments:
Post a Comment