Wednesday, 28 August 2013

SEJARAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ICON KEBANGGAAN WARGA JAWA BARAT YANG KAYA AKAN SENI DAN BUDAYANYA BUKAN HANYA OLEH POPULER DIDALAM NEGERI MELAINKAN JUGA POPULER SAMPAI KE MANCA NEGARA


SEJARAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ICON KEBANGGAAN WARGA JAWA BARAT YANG KAYA AKAN SENI DAN BUDAYANYA BUKAN HANYA OLEH POPULER DIDALAM NEGERI MELAINKAN JUGA POPULER SAMPAI KE MANCA NEGARA
      Kota Bandung selain sebagai kota intelek juga dikenal dalam sejarah sebagai kota perjuangan, hal ini dapat kita ketahui apabila merujuk kepada Nasnah Sunda kuno yang berjudul : Warugan Lemah (Aditia Gunawan, jurnal sundalana 9, PPS 2010), Naskah kuno yang menjelaskan tentang tempat pemukiman berdasarkan kontur tanah. Kota Bandung bisa jadi berada pada tanah yang disebut Ambak Pataka, yaitu kontur tanah yang turun kearah selatan, atau tanah yang disebut Talaga Kahudanan, yaitu tanah yang memotong sungai yang bernama Sungai Cikapundung. Baik Ambek Petaka maupun Talaga Kahudanan, keduanya kurang baik untuk pemukiman karena akan terjadi yang menyakitkan hati atau mati oleh senjata lawan. Masih menurut Warugan Lemah, untuk menangkal sifat jeleknya jenis konturtanah pemukiman Ambek Pataka harus menanam usar (?), Sedangkan Talaga Kehudanan untuk menangkalnya harus minum ditengah sungai pada hari sabtu wage. Bisa Jadi penangkal tersebut sudah dilakukan oleh para karuhun zaman dulu waktu menetapkan kota Bandung disebut Galudra Ngupuk, dimana air mengalir dari tiga arah (utara, timur, selatan ) menuju ke tengah dan terbuang ke arah satunya ( Citarum mengalir kea rah barat ). Galudra Ngupuk adalah tanah yang paling baik untuk pemukiman ( J. Habbema, Bijgeloof In De Preanger Regentschappen, Bijdragen Vol 51, 1900). Ini semakin menguatkan harus tetap optimistis bahwa kota Bandung memang baik. Buktinya dari Bandung sudah banyak melahirkan tokoh Nasional ternama yang membawa nama bangsa.
     Di Kota Bandung ada nama jalan yaitu Jalan Wastukancana dan jalan Merdeka, memang tidak tepat di tengah kota Bandung, tetapi agak ke utara apabila dilihat dari alun-alun. Itupun apabila alun-alun dianggap berada di tengah kota Bandung. Memberi nama sebuah jalan tentu mempunyai alasan, bisa karena alasan sejarah, nama tokoh atau yang lainnya, supaya bisa tetap dikenang atau diteladani nilai-nilai yang dikandungnya. Kebetulan ( bisa jadi bukan kebetulan akan tetapi disengaja dipakai nama jalan ) nama Wastukancana adalah nama raja dalam sejarah kuno orang sunda. Dari beberapa sumber disebutkan bahwa Wastukancana menjadi raja atau memerintah selama seratus empat tahun, rakyat sangat mencintainya karena kebaikan, kebijaksanaan, dan kejujurannya. Hal itu bisa dibaca pada naskah Kuno Carita Parahyangan ( pada abad ke-16 ),dengan hiperbolis menyebutkan jangankan manusia ( bahkan ) air, cahaya, angin, langit serta eter juga merasa betah berada di bawah pemerintahannya. Barangkali dengan alasan itulah maka Wastukancana dijadikan nama jalan. Merdeka adalah kata yang sangat bertuah pada masa revolusi tahun 1945, Pada saat merebut kemerdekaan dari penjajah, bukan hanya untuk orang sunda saja akan tetapi juga untuk seluruh bangsa Indonesia. Merebut kemerdekaan dari penjajah melalui pengorbanan yang sangat besar, Pengorbanan jiwa dan raga demi masa depan yang lebih baik.  Kebetulan teriakan atau pekik merdeka dilontarkan oleh Oto Iskandar Di Nata sebagai salam kebangsaan untuk menggerorakan semangat kemerdekaan ( Iip D Yahya, Oto Iskandar Nata The Untold Stories, FDWB 2008 ). Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia adalah bebas, bebas dari penghambaan, bebas dari penjajahan dan lain-lain. Merdeka itu hak untuk setiap orang, hak untuk setiap bangsa. Dengan alasan itu maka pantas sebuah jalan di Kota Bandung disebut jalan Merdeka.
     Apa ini Kebetulan ( nah mungkin yang ini mungkin faktor kebetulan ) antara Jalan Wastukancana dan Jalan Merdeka di kota bandung, ada ruang yang diapit kedua jalan tersebut, disanalah terdapat gedung tempat Pusat Pemerintahan Kota Bandung berada, baik eksekutif maupun legislatif. Harus dipercaya bahwa orang-orang yang bekerja di gedung tersebut, dari yang status paling rendah hingga status yang paling tinggi, telah mengetahui dan memahami arti dan nilai-nilai Wastu Kancana dan Merdeka. Maka untuk itulah kita selaku generasi Penerus Perjuangan Bangsa ini untuk meneruskan cita-cita nenek moyang kita dengan cara menjaga dan melestarikan peninggalan yang sangat berharga ini termasuk Kesenian, Kebudayaan Sunda yang kaya dengan berbagai macam keaneka ragaman keunikannya, yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain didunia ini. Bahkan Negara-negara lain berlomba-lomba berkunjung ke Kota Bandung ini untuk belajar Seni Beladiri Pencak silat Waliwis Bodas, Tari Jaipongan, Angklung, Karawitan, Calung, Reog bahkan Bahasa Sunda sekalipun tak terlewatkan dan lain-lain. Sampai-sampai sangat mencengankan sekaligus membanggakan, diluar negeripun sudah banyak perkampungan-perkampungan Sunda yang tumbuh dan berkembang bahkan mereka bangga memainkan peranan dengan kesenian sunda lalu bagaimanakah dengan kita sebagai orang Bandung ?

No comments: